Senja baru saja
beranjak ke peraduaanya, berganti malam memasang wajah bulan. Langit
malam telah menyalakan lilinnya, menambah indah suasana. Memang sungguh
luar biasa Cipta Karya Sang Pencipta..Semilir angin mengalun lembut,
mengayun daun tak beraturan, bagai hidup di dalam kebimbangan..
Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang wanita muda dengan kedua orang tuanya yang hanya sebagai buruh tani, dengan penghasilan pas-pas an, gubuk sederhana yang terkadang bocor saat hujan melanda. Ia pun kerap iri melihat teman-temannya yang memiliki wajah yang cantik. "Tuhan...mengapa hidup terasa tak adil untukku ?? Kenapa aku, mengapa harus aku yang mengalami semua itu ??"
Ia pun bertekad untuk mengubah nasib hidupnya, dia ingin pergi kerja ke kota agar dia bisa memperbaiki taraf hidupnya, khususnya untuk mengoperasi wajahnya. Kemudian dia pun mengutarakan keinginannya untuk kerja di kota kepada kedua orang tuanya, tapi keinginannya tersebut di tolak oleh kedua orang tuanya, karena mereka khawatir akan keselamatan anak mereka yang akan jauh dari rumah, khususnya jauh dari pantauan mereka. Mendengar kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya dia pun menangis, seraya berujar " kenapa ibu, kenapa Ayah ? Apa yang salah dengan cita-citaku ? Mendengar ratapan kesedihan anaknya, sang Ibu pun menjadi tak tega. Tak berapa lama kemudian ibunya datang menghampiri dia. Dan tiba-tiba ibunya bilang “Kamu boleh pergi ke kota nak, jaga dirimu baik-baik di sana, jangan lupa untuk beribadah dan selalu berdoa Kepada Sang Pencipta, agar kau selalu dalam lindungan-Nya. Doa kami selalu menyertaimu nak, pergilah....raih angan serta mimpimu"...
Mendengar perkataan ibunya dia pun tersenyum sampai tidak bisa tidur membayangkan semua yang akan di lakukannya nanti setiba di kota. Tak terasa jarum jam menunjukkan pukul 5 pagi dan ayam pun telah berkokok beberapa saat lalu. Dengan penuh semangat dia bersiap-siap untuk pergi ke kota. Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan dia istirahat di depan sebuah rumah, dan dia pun membayangkan, ” andai aku bisa membangun rumah mewah dan dapat mengoprasi wajah ku yang biasa menjadi luar biasa ini. "
Tiba-tiba di tengah-tengah lamunannya datang seorang nenek tua menghampirinya, dan bertanya “kenapa nak kamu tersenyum sendiri?”tanya sang nenek.
“Saya sedang membayangkan andaikan saja ku bisa sukses di kota dan dapat mengoprasi wajahku ini”, kata dia. Dan nenek itu pun mengeluarkan jam kecil dari kantongnya, kemudian nenek itu berkata “Kamu tinggal putar jam itu sesuai dengan putaran jarum jam, bila kamu ingin segera meraih cita-citamu. Namun ingatlah satu hal, jam ini hanya bisa di putar maju ke depan dan tak akan pernah bisa kembali di putar balik ke belakang ".
“Baik nek”, terima kasih atas bantuannya, akan selalu ku ingat kata-kata dari nenek, jawab wanita tadi.
Kemudian tak berapa lama kemudian dia memutar jam tersebut, sesuai dengan apa yang di katakan nenek tadi. Dan tiba-tiba di sekelilingnya berputar dengan cepat, bagai pusaran angin taufan yang mengelilingi tubuhnya. Saat pusaran itu berhenti, dia bisa bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Tapi dia tak puas dengan lamanya waktu yang di perlukan agar bisa mengoperasi wajahnya.
Kemudian dia kembali memutar jam tersebut, dan wajahnya pun menjadi cantik. Lagi-lagi dia kurang puas dengan wajahnya, dan kembali dia memutar jam kecil pemberian nenek-nenek yang pernah dia temui sekali lagi. Tapi setelah memutar jamnya dia mendapati wajahnya yang semula cantik jelita menjadi tua dan keriput. Dan dia menyesal dengan keadaan dia sekarang. Ia berusaha memutar mundur jarum jam tersebut, namun tak bisa, sebab waktu tak akan pernah kembali terulang. Kemudian dia berusaha kembali menemui nenek-nenek yang memberi dia jam di tempat di mana dia bertemu pada awal mulanya. Tapi dia tak melihat nenek tersebut karena nenek itu telah lama meninggal. Dia pun hanya bisa menyesal dan menangisi nasibnya.
Apa pesan moral yang dapat di petik dari kejadian wanita tadi ???
https://www.facebook.com/andre.afrian1
Di sebuah desa terpencil, hiduplah seorang wanita muda dengan kedua orang tuanya yang hanya sebagai buruh tani, dengan penghasilan pas-pas an, gubuk sederhana yang terkadang bocor saat hujan melanda. Ia pun kerap iri melihat teman-temannya yang memiliki wajah yang cantik. "Tuhan...mengapa hidup terasa tak adil untukku ?? Kenapa aku, mengapa harus aku yang mengalami semua itu ??"
Ia pun bertekad untuk mengubah nasib hidupnya, dia ingin pergi kerja ke kota agar dia bisa memperbaiki taraf hidupnya, khususnya untuk mengoperasi wajahnya. Kemudian dia pun mengutarakan keinginannya untuk kerja di kota kepada kedua orang tuanya, tapi keinginannya tersebut di tolak oleh kedua orang tuanya, karena mereka khawatir akan keselamatan anak mereka yang akan jauh dari rumah, khususnya jauh dari pantauan mereka. Mendengar kata kedua orang tuanya yang menolak keinginannya dia pun menangis, seraya berujar " kenapa ibu, kenapa Ayah ? Apa yang salah dengan cita-citaku ? Mendengar ratapan kesedihan anaknya, sang Ibu pun menjadi tak tega. Tak berapa lama kemudian ibunya datang menghampiri dia. Dan tiba-tiba ibunya bilang “Kamu boleh pergi ke kota nak, jaga dirimu baik-baik di sana, jangan lupa untuk beribadah dan selalu berdoa Kepada Sang Pencipta, agar kau selalu dalam lindungan-Nya. Doa kami selalu menyertaimu nak, pergilah....raih angan serta mimpimu"...
Mendengar perkataan ibunya dia pun tersenyum sampai tidak bisa tidur membayangkan semua yang akan di lakukannya nanti setiba di kota. Tak terasa jarum jam menunjukkan pukul 5 pagi dan ayam pun telah berkokok beberapa saat lalu. Dengan penuh semangat dia bersiap-siap untuk pergi ke kota. Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan dia istirahat di depan sebuah rumah, dan dia pun membayangkan, ” andai aku bisa membangun rumah mewah dan dapat mengoprasi wajah ku yang biasa menjadi luar biasa ini. "
Tiba-tiba di tengah-tengah lamunannya datang seorang nenek tua menghampirinya, dan bertanya “kenapa nak kamu tersenyum sendiri?”tanya sang nenek.
“Saya sedang membayangkan andaikan saja ku bisa sukses di kota dan dapat mengoprasi wajahku ini”, kata dia. Dan nenek itu pun mengeluarkan jam kecil dari kantongnya, kemudian nenek itu berkata “Kamu tinggal putar jam itu sesuai dengan putaran jarum jam, bila kamu ingin segera meraih cita-citamu. Namun ingatlah satu hal, jam ini hanya bisa di putar maju ke depan dan tak akan pernah bisa kembali di putar balik ke belakang ".
“Baik nek”, terima kasih atas bantuannya, akan selalu ku ingat kata-kata dari nenek, jawab wanita tadi.
Kemudian tak berapa lama kemudian dia memutar jam tersebut, sesuai dengan apa yang di katakan nenek tadi. Dan tiba-tiba di sekelilingnya berputar dengan cepat, bagai pusaran angin taufan yang mengelilingi tubuhnya. Saat pusaran itu berhenti, dia bisa bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Tapi dia tak puas dengan lamanya waktu yang di perlukan agar bisa mengoperasi wajahnya.
Kemudian dia kembali memutar jam tersebut, dan wajahnya pun menjadi cantik. Lagi-lagi dia kurang puas dengan wajahnya, dan kembali dia memutar jam kecil pemberian nenek-nenek yang pernah dia temui sekali lagi. Tapi setelah memutar jamnya dia mendapati wajahnya yang semula cantik jelita menjadi tua dan keriput. Dan dia menyesal dengan keadaan dia sekarang. Ia berusaha memutar mundur jarum jam tersebut, namun tak bisa, sebab waktu tak akan pernah kembali terulang. Kemudian dia berusaha kembali menemui nenek-nenek yang memberi dia jam di tempat di mana dia bertemu pada awal mulanya. Tapi dia tak melihat nenek tersebut karena nenek itu telah lama meninggal. Dia pun hanya bisa menyesal dan menangisi nasibnya.
Apa pesan moral yang dapat di petik dari kejadian wanita tadi ???
- Jadilah diri sendiri karena hanya dengan menjadi diri sendiri kita akan menjadi pribadi yang hidup dengan penuh rasa bahagia, damai, dan mulia.
- Raihlah cita-cita dengan penuh pengorbanan, kegigihan, dan kedisiplinan waktu untuk belajar.
- Kesuksesan bukan datang dari nasib dan keberuntungan, tapi datang dari kerja keras, ketidak putus asaan dan keyakinan.
- Belajarlah mensyukuri dengan apa yang sudah di dapat, karena sesungguhnya Tuhan telah memberikan sesuatu sesuai dengan porsi yang kita butuhkan.
https://www.facebook.com/andre.afrian1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar